Rabu, 09 Mei 2018

Menjadi Guru Emas Yang Educator


Peran Guru Emas yang pertama adalah sebagai pendidik (educator). Sebagaimana makna pendidikan adalah seni membentuk manusia. Membentuk manusia berarti proses mengubah pola pikir, pola sikap dan perilaku. Dan seni di sini berarti dilakukan dengan jiwanya, kedalaman cinta dan penuh keindahan.

Di sinilah seorang guru dituntut untuk memahami makna pendidikan secara utuh dan kemampuan memandang dengan mata hati. Ada jiwa yang hidup (biofili). maka sebagai pendidik (educator), ia harus memiliki spiritual.

Sementara sikap menurut Taliziduhu Ndraha (1997), adalah
"adalah kecendrungan jiwa terhadap sesuatu dan menunjukan aktualisasi pendirian. Ia menunjukan arah, potensi dan dorongan menuju sesuatu 'itu'. Sedangkan perilaku (behavior) adalah operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang terhadap suatu situasi atau kondisi lingkungan"
Maka untuk melakukan transfer of learning, mengubah pola pikir menjadi pola sikap dan perilaku, dibutuhkan seorang guru yang mengajar dengan kedalaman jiwa. Jika anda seorang guru, maka anda harus berperan sebagai seorang pendidik (educator), dimana anda harus memiliki keteladanan, kedalaman cinta, senyuman, keindahan dan rasa cinta. Sumber dari itu semua adalah kecerdasan spiritual.

Ruh Spiritualitas Yang Kokoh
"Yang akan sampai ke anak didik adalah apa yang ada di hati guru, ikhlasnya hati guru mukhlis pula anak didiknya, Ujubnya hati guru, ujub pula yang sampai pada mereka"
Di sinilah seorang pendidik (educator) harus memaknai sebuah keikhlasan. Mendidik adalah proyek besar dalam membentuk manusia, oleh karena itu ia harus memiliki energi dan tali penghubung yang kuat antara hatinya dengan Tuhan.

Inilah makna ikhlas sebagai enrgi dan tali penghubung tersebut yang akan melapangkan jalan seorang hamba untuk menerima limpahan kasih sayang dan kebesaran-Nya, sehingga akan memperoleh kedamaian hidup dan terbebas dari segala rasa cemas dan rasa takut.

Maka sebagai guru, ia akan mendapatkan kemudahan dalam mentransfer pengetahuan, pola pikir, pola sikap dan mengubah perilaku menuju kebaikan.

Profesionalisme Guru Emas hanya akan punya makna, jika ia dibalut oleh semangat spiritualisme yang kokoh. inilah sebuah semangat yang selalu percaya bahwa segenap laku jejak kehidupan profesional kita selalu ditautkan pada pengabdian kepada Yang Maha Mencipta.
"Dan sesunguhnya, sholatku, ibadahku dan hidup matiku hanyalah untuk Allah SWT Sang Pencipta Alam"
Sebab itulah, Guru Emas tidak hanya cerdas dalam praktek manajemen pengelolaan kelas, namun juga mereka yang hatinya selalu rindu akan mesjid. Guru Emas tidak hanya fasih bicara mengenai stategi pembelajaran, namun mereka juga senantiasa fasih berzikir memeuja kebesaran Sang Pencipta. Dan Guru Emas tidak hanya tangkas mengelola tugas dan mengambil keputusan, namun mereka juga selalu mau bangun di tengah malam; berkontemplasi, membangun sebuah meeting yang sangat intens dengan Sang Pemelihara Jagat Raya.

Keteladanan (Modelling)
"keteladanan membangun hubungan, memperbaiki kredibilitas dan meningkatkan pengaruh"
"Diri anda lebih penting daripada pengetahuan Anda"
Mungkin telinga kita sudah akrab dengan kata-kata "Kami mau bukti, bukan janji", "Praktekan apa yang kau khutbahkan!". Kata-kata tersebut mengacu pada keteladanan (meodelling). Sering anak didik kita tidak tertarik dengan cerita kita, karena ada kontradiksi: ketidaksesuaian antara kata-kata dan tindakan kita.

Semakin banyak kita memberi teladan, semakin mereka tertarik dan mau mencontoh kita. Mengapa mereka tertarik? karena mereka merasakan kesebangunan, kecocokan antara keyakinan dan perkataan kita dengan perbuatan kita.

Jadi, memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan dan memahami orang lain. Ini juga berarti anda tak perlu bersusah payah, tetapi dampak untuk anak didik tetap lebih kuat. Keteladanan juga akan menambahkan kekuatan kedalam pengjaran kita. Bahwa dalam proses pembelajaran segalanya berbicara. Dan tidak ada yang berbicara lebih keras dari pada tindakan.
Jadi, pilihlah setiap langkah kita dengan penuh kesadaran.

  • Teladankan cara bicara/komunikasi kita
  • Akui setiap kerja
  • Tersenyumlah
  • Gunakan energi untuk lebih banyak menciptakan energi
  • Jadilah pendengar yang baik 

Kedalaman Cinta

Doris Lee McCoy, Ph.d penulis buku Mega Traits for Successful People (Career Life Institute : 1994), Melakukan wawancara terhadap 1000 orang Amerika yang berprestasi tinggi dibidangnya. Hasilnya, ternyata mencintai perkerjaan menjadi urutan pertama. Mereka yang berprestasi tinggi ternyata adalah orang-orang yang menikmati apa yang dilakukan dengan sepenuh hati. 

Sekarang, coba kita refleksikan kembali, apakah kita selama ini mengajar dengan kedalaman cinta? Apakah kita memiliki sikap-sikap penyebar, terkendali dan tidak mudah marah terhadap kelakuan siswa.

Bagikan

Jangan lewatkan

Menjadi Guru Emas Yang Educator
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.